Konsep bahwa setiap golongan darah memiliki pantangan makanan atau asupan tertentu yang optimal untuk kesehatan adalah bagian dari “Diet Golongan Darah” yang dipopulerkan oleh seorang naturopatis bernama Dr. Peter D’Adamo.
Teori Diet Golongan Darah: Menurut teori D’Adamo, lektin (sejenis protein dalam makanan) dapat bereaksi berbeda dengan antigen golongan darah tertentu. Jika lektin dari makanan “tidak cocok” dengan golongan darah Anda, ia diyakini dapat menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) sel darah merah, masalah pencernaan, peradangan, dan risiko penyakit kronis. Oleh karena itu, diet ini merekomendasikan makanan tertentu yang “cocok” dan menghindari yang “tidak cocok” untuk setiap golongan darah:
- Golongan Darah O (“The Hunter”): Dianggap sebagai golongan darah tertua. Disarankan diet tinggi protein hewani (daging merah), sayuran, dan membatasi biji-bijian, kacang-kacangan, serta produk susu.
- Contoh pantangan: Gandum, jagung, kacang kedelai, produk susu, beberapa jenis kacang-kacangan (mete, pistachio).
- Golongan Darah A (“The Agrarian”): Dianggap berasal dari masyarakat agraris. Disarankan diet vegetarian atau nabati, dengan fokus pada sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan tahu. Membatasi daging merah dan produk susu.
- Contoh pantangan: Daging merah, susu perah, kacang merah, gandum (dalam jumlah besar), terong, tomat, pisang.
- Golongan Darah B (“The Nomad”): Dianggap berasal dari suku nomaden. Diet yang lebih seimbang antara daging (kecuali ayam dan babi), produk susu, sayuran hijau, dan telur. Membatasi jagung, gandum, lentil, dan tomat.
- Contoh pantangan: Ayam, daging babi, jagung, gandum, soba, lentil, tomat, kacang tanah.
- Golongan Darah AB (“The Enigma”): Dianggap sebagai gabungan dari A dan B. Diet campuran, seringkali menoleransi tahu, makanan laut, produk susu, dan sayuran hijau. Memiliki asam lambung yang rendah. Membatasi daging merah, kafein, dan alkohol.
- Contoh pantangan: Daging merah (terutama daging asap dan olahan), kafein, alkohol, jagung, pisang.
Sudut Pandang Ilmiah dan Kesehatan Umum:
Meskipun teori diet golongan darah sangat populer, sebagian besar komunitas ilmiah dan medis tidak mendukungnya.
- Kurangnya Bukti Ilmiah Kuat: Banyak penelitian telah mencoba memvalidasi teori ini, tetapi sebagian besar menemukan tidak ada bukti ilmiah yang konsisten untuk menunjukkan bahwa mengikuti diet berdasarkan golongan darah memberikan manfaat kesehatan yang unik atau lebih baik dibandingkan dengan diet sehat umum lainnya.
- Manfaat yang Terlihat Biasanya Bukan Karena Golongan Darah: Jika seseorang merasa lebih sehat setelah mengikuti diet golongan darah, seringkali itu karena diet tersebut secara tidak langsung mendorong pilihan makanan yang lebih sehat secara keseluruhan (misalnya, mengurangi makanan olahan, meningkatkan asupan sayuran dan buah), terlepas dari golongan darahnya. Misalnya, diet golongan darah A yang menekankan nabati akan memberikan manfaat kardiovaskular pada siapa pun, bukan hanya golongan darah A.
- Potensi Kekurangan Nutrisi: Beberapa diet golongan darah mungkin terlalu membatasi kelompok makanan tertentu, yang berpotensi menyebabkan kekurangan nutrisi jika tidak direncanakan dengan baik.
- Fokus pada Lektin yang Berlebihan: Klaim tentang lektin seringkali dilebih-lebihkan. Banyak makanan sehat mengandung lektin, dan sebagian besar dihilangkan atau dinonaktifkan saat dimasak atau dicerna.
Kesimpulan:
Secara ilmiah, tidak ada dasar kuat yang mendukung klaim bahwa golongan darah Anda menentukan pantangan atau rekomendasi makanan tertentu. Penggolongan darah utamanya relevan untuk transfusi dan beberapa risiko penyakit tertentu, tetapi bukan sebagai panduan diet harian.